Di mana orang ditindas, di situ lahirlah kewajiban moral untuk melawan. Keadilan tidak akan datang dengan sendirinya, ia harus diperjuangkan.”
– Franz Magnis-Suseno (Filsuf, Penulis, dan Imam Katolik)
Dalam perjalanan gerakan masyarakat sipil yang terus tumbuh, wajah dunia terus berubah. Ketimpangan masih menjadi ancaman, pembungkaman masih terus menjadi tuan bagi kekuasaan yang enggan berkawan karib dengan keadilan. Tahun 2024 menjadi saksi sejarah konstelasi pesta demokrasi di Indonesia kelima sejak reformasi. Pemilu yang dalam proses dan hasilnya masih dipenuhi berbagai sengkarut tantangan bagi nafas demokrasi dan perjuangan kesetaraan. Dalam momen itulah, Yayasan Tifa mengambil peran-peran pentingnya dalam merawat dan mengkritik bagaimana demokrasi dijalankan, sekaligus tetap menempuh napak-napak tilas kerja akar rumput bersama mereka yang direntankan dan dipinggirkan oleh sistem.
Pada 2024 pula, Tifa terus berdiri di tengah arus global yang mengombak kuat, di mana tantangan geopolitik menderu dan menghimpit ruang gerak masyarakat sipil. Tifa dihadapkan pada kenyataan bahwa otoritarianisme semakin menguat, mengepung banyak negara, termasuk Indonesia. Arus dukungan global juga terus menyempit, dan narasi kebencian dan penggembosan terhadap keadilan juga terus menguat. Di tengah pusaran ini, mereka yang mengusung nilai-nilai keadilan dan kebebasan kerap ditekan ke pinggiran. Namun, sebagaimana sejarah selalu membuktikannya, gerakan yang lahir dari rakyat—sebuah api kecil yang menyala dalam kegelapan—tak akan pernah padam.
Tifa bukanlah lembaga yang diam, yang menunggu angin berlalu. Tifa hadir dengan kerja-kerja yang berpijak pada masyarakat—dari kampung-kampung yang jauh, hingga urusan kebijakan negara yang perlu terus dikawal dan didukung perbaikannya. Dengan kemitraan yang terus tumbuh bersama berbagai elemen masyarakat sipil, Tifa memanfaatkan setiap peluang untuk membangun kapasitas, memperjuangkan keadilan, dan memastikan bahwa hak-hak dasar setiap individu tetap terjaga, menjadikan masyarakat dan negara tetap terbuka dan akuntabel.
Setiap langkah yang diambil Tifa adalah wujud dari tekad untuk terus menghidupi nilai-nilai demokrasi, menghargai hak asasi manusia, perlindungan terhadap yang rentan, dan membangun masyarakat yang lebih inklusif. Bukan saja sebagai organisasi yang bergerak di jalur kebijakan dan advokasi, Tifa juga bergerak dan bekerja untuk menyentuh langsung kehidupan masyarakat, memperkuat kesadaran bersama bahwa kekuatan besar kita terletak pada ruang-ruang solidaritas dan kerja-kerja kolektif.
Dalam laporan tahunan ini, Tifa mengabarkan perjalanan kerja di tahun 2024 yang tidak hanya mencatatkan pencapaian, tetapi juga menggambarkan daya tahan, daya lenting, dan cerita-cerita ketangguhan. Tifa percaya bahwa meski dunia penuh dengan ketidakpastian, semangat untuk tumbuh, untuk tetap tangguh, dan untuk memberdayakan akan terus menyala.
Tahun 2024 adalah rekaman realitas kolektif, bahwa meskipun tantangan terhimpitnya ruang-ruang sipil terus mencoba menekan, namun semangat Tifa untuk merawat perubahan tidak pudar. Yayasan Tifa, bersama masyarakat sipil di Indonesia, terus berjuang untuk ruang-ruang demokrasi yang terus menyala, lingkungan hidup yang lestari, tata kelola kebijakan data yang aman dan bertanggung jawab, serta kehidupan keberagaman yang lebih setara, adil, dan berdaya.
