Agama kerap menjadi sumber berbagai aksi kekerasan. Namun, agama juga dapat menjadi sumber upaya bina damai. Sayangnya, banyak pihak yang terlalu memfokuskan perhatiannya pada “sisi gelap” agama dan kurang mempelajari sisi positif yang dimilikinya.
Buku Ketika Agama Bawa Damai, Bukan Perang: Belajar dari “Imam dan Pastor” diterbitkan untuk memperkenalkan dan meramaikan wacana agama dan perdamaian seperti yang dilakukan oleh Imam Muhammad Ashafa dan Pastur James Wuye, dua agamawan penggiat damai asal Nigeria yang pernah berkonflik atas dasar perbedaan agama. Buku yang disusun oleh PUSAD Paramadina, CRCS UGM, Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) Universitas Gajah Mada, dan Lembaga Antar-Iman Maluku (LAIM) atas dukungan Yayasan Tifa dan Tanenbaum Center juga memuat kasus-kasus bina damai di Indonesia.
Ingin tahu lebih jauh bagaimana Indonesia bisa mengambil pelajaran atas kisah Imam dan Pastur serta kasus-kasus lain serupa di Indonesia? Unduh dan baca buku Ketika Agama Bawa Damai, Bukan Perang: Belajar dari “Imam dan Pastor” di bawah ini.