Internet dan Anak Muda

Dalam era yang serba digital saat ini, internet sudah menjadi kebutuhan hidup. Mulai dari mencari informasi, berkirim pesan, hingga pesan makanan ataupun membayar tagihan, semua menggunakan koneksi internet.

KEMUDI
Para panelis dalam sesi Anak Muda dan Aktivisme Digital berdiskusi mengenai bagaimana anak muda menggunakan internet untuk kegiatan sosial politik

Hingga saat ini internet merupakan sumber informasi yang paling banyak diakses. Menurut KEMUDI, atau Kelas Muda Demokrasi Digital, internet layaknya jalanan yang bisa dilalui dengan mengemudikan berbagai jenis kendaraan untuk mencapai berbagai tujuan. Seperti jalanan yang punya banyak pilihan juga hambatan, mengemudi di internet juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan supaya tidak jatuh, terserempet, dan salah jalan.

Padahal hingga kini di Indonesia belum ada aturan yang komprehensif terkait penggunaan internet. Sementara, pihak yang berusaha mengambil untung sepihak juga semakin terfasilitasi dengan adanya internet. Kasus-kasus kriminal seperti pornografi, predator anak, pencurian identitas, cyber bullying serta ujaran kebencian pun semakin marak terjadi dengan fasilitasi internet. Bagi anak muda yang umumnya serba ingin tahu, diperlukan bekal pengetahuan yang cukup agar dapat bernavigasi dengan aman di ranah maya.

“Yang namanya pergaulan butuh adab, baik dalam dunia nyata maupun maya (internet). Anak muda sebagai pengguna rutin internet perlu untuk mengetahui tata acara berlaku di internet agar tidak sesat,” ungkap Miranti Husein, Program Officer untuk Open Society and Diversity di Yayasan TIFA.

Oleh karena itu, KEMUDI dengan dukungan dari Yayasan TIFA mengadakan Kelas Demokrasi Digital untuk anak muda yang mengangkat berbagai aspek melek internet. Kelas online ini dimaksudkan untuk mengambil kendali atas apa pun yang pengguna internet lakukan. Melalui lima kelas, KEMUDI mencoba memberikan: 1) kemampuan dasar tentang cara memegang kendali di internet, 2) pengetahuan mengenai aturan-aturan di internet, 3) kemampuan menyelesaikan masalah saat terlibat persoalan di internet, dan 4) informasi dan teknik mencapai tujuan pemanfaatan internet. Kelima kelas tersebut adalah: Internet dan HAM, Internet untuk Demokrasi, Privasi dan Keamanan Internet, Tata Kelola Internet, dan Anak Muda & Aktivisme Digital.

Setelah tuntas melaksanakan lima kelas selama enam bulan, tim KEMUDI mengadakan temu muka peserta kelas online tanggal 13-14 Januari 2017 lalu di Jakarta. Dalam pertemuan ini, para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia mendiskusikan berbagai isu terkait internet yang akrab dengan dunia anak muda, seperti aktivisme digital; jaringan kerja; kebebasan bereskpresi; privasi; serta bagaimana keterkaitan teknologi dengan kehidupan sehari-hari.

Dalam sesi Anak Muda dan Aktivisme Digital misalnya, para peserta dan panelis membahas bagaimana anak muda dapat berpartisipasi dalam memastikan pelayanan publik yang baik di Jakarta lewat penggunaan aplikasi Qlue.

Isu kebebasan berekspresi juga salah satu hal yang dibahas terutama dengan maraknya kasus hukum lewat implementasi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) terkait ekspresi di Internet. Maraknya ujaran kebencian juga menjadi salah satu problema dalam ranah maya, terutama menjelang berbagai kegiatan politik.

Meski kelas online KEMUDI telah tuntas dilaksanakan, materi pembelajaran dan modul terbuka bagi publik dan dapat diakses di situs KEMUDI di tautan berikut.

————-

Yayasan TIFA bersama dengan mitra berkomitmen untuk mendukung kerja-kerja perlindungan hak asasi warga baik dalam penggunaan internet secara sehat dan edukasi internet bagi anak muda